PENDAHULUAN
Saudara mahasiswa, marilah kita cermati dua pernyataan guru kepada siswanya berikut : “Anak-anak, kemarin kita sudah belajar cara melempar lembing. Nah sekarang semua siswa harap mempersiapkan diri, Dalam pelajaan olah raga sekarang ini Pak Amir akan melakukan evaluasi terhadap kemampuan siswa sekalian. Yang akan dinilai adalah cara melempar lembing dengan benar, dan lemparan terjauh yang dapat anak-anak jangkau” begitu pengarahan Pak Amir. Sementara itu Pak Rahmad kepada salah seorang siswanya menyampaikan nasehat sebagai berikut : “Nak, kamu harus belajar lebih banyak lagi ya, kemarin matematika dapat 4, bahasa Indonesia dapat 5, IPA dapat 4 dan nilai matapelajaran lainnya kurang dari 6”. Apa yang dikemukakan guru tadi berkaitan dengan pengukuran perkembangan, benarkah demikian ? Mari kita pelajari unit 4 ini lebih lanjut.
Setelah mempelajari unit 4 ini diharapkan Anda mampu menerapkan prinsip dan prosedur pengukuran perkembangan belajar peserta didik untuk kepentingan belajar dan pembelajaran. Untuk mencapai kemampuan itu, unit yang terdiri atas tiga subunit ini akan membahas pengukuran potensi perkembangan kognitif, fisik dan psikomotorik, pengukuran potensi perkembangan moral dan emosional, pengukuran potensi perkembangan sosial dan bahasa. Masing-masing subunit ini akan dilengkapi dengan ilustrasi yang berguna bagi Anda untuk membantu memahami prinsip dan prosedur pengukurannya. Media lain yang dapat anda gunakan untuk mempelajari pengukuran potensi perkembangan peserta didik ini adalah Audio.
Agar dapat mempelajari isi unit ini dengan baik, bandingkanlah uraian unit dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah Anda. Selain itu, catatlah butir-butir penting dalam unit ini. Untuk memantapkan penguasaan Anda terhadap materi ini, kerjakanlah latihan-latihan dan tes formatif yang tersedia.
Saudara mahasiswa, sebelum kita kupas pengukuran pada setiap aspek perkembang, terlebih dahulu perlu kita ingatkan apa itu pengukuran, mengapa perlu pengukuran dan bagaimana melakukan pengukuran.
Pengukuran atau measurement menurut Kerlinger (1986) adalah “the process of assigning numbers or labels to objects, events, or people, according to a particular set of rules”. Pengukuran diartikan sebagai proses untuk menentukan kuantitas sesuatu, dengan pengertian lain, pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan. Apapun dapat diukur, termasuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengukuran perkembangan menduduki posisi penting untuk mengidentifikasi kualitas perkembangan peserta didik. Melalui pengukuran perkembangan maka dapat diperoleh informasi untuk menjawab pertanyaan penting berikut : Apakah anak berada dalam tahap perkembangannya, lebih cepat atau terlambat dari usia perkembangannya ?. Pengukuran perkembangan dapat digunakan untuk melakukan skrining atau penapisan kualitas perkembangan peserta didik.
Pengukuran potensi perkembangan belajar peserta didik ini dapat diperoleh dengan jalan tes atau cara lain (non test). Termasuk kedalam cara test antara lain adaah test kecerdasan (IQ), test kreativitas, test kecerdasan emosi, test paper and pencil yang digunakan dalam berbagai matapelajaran, dan berbagai test kemampuan lainnya. Termasuk kedalam cara lain (non test) adalah pengukuran perkembangan melalui observasi, catatan anekdot, catatan harian, skala penilaian (rating scale), kurikulum vitae, dan catatan pengalaman atau rekaman dengan menggunakan suatu alat. Setiap metode yang digunakan (test atau non test) tentu memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Carilah informasi mengenai kelebihan dan kekurangan metode test dan non test dari berbagai sumber yang ada di sekitar anda (buku, internet, jurnal, dll).
Hasil dari suatu pengukuran perkembangan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dantaranya adalah untuk : 1. pengayaan (enrichment), 2. untuk perbaikan (remediasi), 3. bimbingan kejuruan (placement), 4. evaluasi pendidikan (penelitian) dan 5. mengkaji berbagai karakteristik dalam proses perkembangan. Dunia pendidikan memerlukan pengukuran untuk tujuan 1 s/d 4, dunia kesehatan membutuhkan pengukuran perkembangan utamanya untuk tujuan nomor 2, dunia psikologi memerlukan pengukuran untuk tujuan nomor 2, 4 dan 5. Sementara itu orang tua sangat membutuhkan pengukuran perkembangan untuk tujuan 1, 2, dan 3.
Perkembangan perilaku anak lebih mengacu pada perubahan perubahan kualitatif anak selama masa pertumbuhannya. Ada pola-pola tertentu namun perkembangan seorang anak pada hakekatnya unik dan bersifat individual. Akibatnya adalah bahwa tidak mungkin mengukur perkembangan anak secara keseluruhan, yang mungkin diukur hanyalah gejala atau tanda tertentu dari perkembangan tersebut. Aspek atau bagian tertentu dari perilaku anak yang menjadi perhatian untuk diukur dalam istilah lain disebut psikometri. Berbagai ahli menyatakan bahwa yang diukur dalam psikometri adalah cuplikan perilaku. Pengukuran perkembangan berfungsi untuk mengukur perbedaan antara individu atau antara reaksi individu yang sama dalam lingkungan yang berbeda.
LIHAT MATERI LENGKAP UNIT 4 DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar